Neraca Perdagangan Februari 2020 Surplus USD2,34 Miliar
By Abdi Satria
nusakini.com-Jakarta-Neraca perdagangan barang di bulan Februari tahun 2020 mengalami surplus sebesar USD2,34 miliar. Hal ini lebih disebabkan oleh penurunan impor yang signifikan dan kenaikan ekspor yang moderat. Secara kumulatif, neraca perdagangan barang Januari-Februari tahun 2020 surplus sebesar USD1,7 miliar.
Lebih rinci, perkembangan ekspor bulan Februari tahun 2020 mencapai USD13,94 miliar, naik sebesar 2,24% month to month (mtm) dibandingkan bulan Januari 2020. Secara year on year (yoy), ekspor Februari 2020 naik sebesar 11%.
Secara mtm, ekspor non migas naik sebesar 2,38%, sedangkan ekspor migas turun tipis sebesar 0,02% dibandingkan bulan Jan 2020. Secara yoy, ekspor non migas naik sebesar 14,64%, sedangkan ekspor migas turun sebesar 26,51% dibandingkan bulan Feb 2019.
Secara mtm, semua sektor mengalami kenaikan ekspor, dengan kenaikan terbesar dialami oleh industri pengolahan (2,73%) yang disumbang oleh kenaikan ekspor logam dasar, logam mulia, tekstil jadi lainnya (termasuk masker), kendaraan, kelapa sawit. Sektor pertanian dan pertambangan mengalami kenaikan tipis sebesar 0,91% dan 0,53%. Secara yoy, ekspor sektor pertanian meningkat sebesar 28% dan sektor industri pengolahan naik sebesar 17,11%.
Secara kumulatif, total ekspor Januari-Februari 2020 sebesar USD27,57 miliar, masih mengalami kenaikan sebesar 4,1% (yoy).
Untuk impor, bulan Februari tahun 2020 mencapai USD11,6 miliar, turun sebesar 18,69% (mtm) dibandingkan bulan Januari 2020. Secara yoy, impor Februari 2020 turun sebesar 5,11%.
Secara mtm, impor non migas turun sebesar 19,77%, sedangkan impor migas turun sebesar 12,05%. Secara yoy, impor non migas turun sebesar 7,4%, sedangkan impor migas naik 10,3%.
Semua impor menurut penggunaannya (impor bahan baku/penolong, barang modal dan barang konsumsi) mengalami penurunan, baik secara mtm ataupun yoy.
Secara mtm, impor bahan baku/penolong, barang modal dan barang konsumsi turun masing-masing sebesar 15,89%, 18,03% dan 39,9%. Secara yoy, impor barang-barang tersebut berturut-turut turun sebesar 1,5%, 16,44% dan 12,8%.
Dilihat dari negaranya, secara mtm, impor dari Tiongkok mengalami penurunan impor terbesar yaitu mencapai USD1,9 miliar, sebagai imbas dari Corona virus. Sementara dari negara lain hanya, penurunan impor hanya mencapai sekitar USD100-an juta.
Secara kumulatif (Jan-Feb 2020), total impor sebesar USD25,87 miliar, mengalami penurunan sebesar 4,95% (yoy). (p/ab)